Pertumbuhan penduduk menyebabkan berkurangnya lahan bercocok tanam di perkotaan. Dengan berkembangnya teknologi sektor pertanian juga ikut mengalami perkembangan dalam pola bercocok tanam tanpa media tanah yang dikenal dengan nama hidroponik. Hidroponik membutuhkan pengairan melalui pipa-pipa yang dialirkan oleh pompa listrik yang dioperasikan secara manual. Perlu adanya tenaga manusia yang standby untuk mengoprasikannya. Tidak menutup kemungkinan, manusia bisa lalai dan menyebabkan sistem pengairan terganggu sehingga tanaman mati. Membuat pompa aktif secara otomatis adalah cara untuk mengurangi terjadinya masalah tersebut. Sistem pompa otomatis ini nantinya dikendalikan oleh mikrokontroler untuk mengairi tanaman secara otomatis serta dapat memenuhi sumber hara yang dibutuhkan. Digunakan mikrokontroler ATMega16 yang diprogram untuk menganalisa sinyal input, dan output sesuai kebutuhan. Input-nya berupa sensor DHT11 yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban, sedangkan output-nya berupa pompa air untuk mengairi keseluruh pipa-pipa. Selain itu LCD 16x2 digunakan sebagai output yang berfungsi untuk menampilkan informasi kondisi suhu dan kelembaban udara. Dengan sistem pengairan otomatis pada tanaman hidroponik dapat menghemat tenaga serta mempermudah pekerjaan dalam merawat tanaman dengan media tanam hidroponik.
Artikel Jurnal
Peer Review Jurnal
Ariwibowo, D., & Desmira. (2016). Implementasi Prototype Pembuatan Alat Pemanas Air Berbasis Mikrokontroller. Jurnal PROSISKO, 3(2), 9–13.
Fadhil, M., Argo, B. D., & Hendrawan, Y. (2015). Rancang Bangun Prototype Alat Penyiram Otomatis dengan Sistem Timer RTC DS1307 Berbasis Mikrokontroler Atmega16 pada Tanaman Aeroponik Architecture of Prototype Automatic Sprinklers with a RTC DS1307 Timer System Based on Atmega16 Microcontroller in Aerop. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, 3(1), 37–43. https://doi.org/10.1016/j.exppara.2007.02.011
Iswanto, & Raharja, N. M. (2015). Mikrokontroller: Teori dan Praktik Atmega 16 dengan Bahasa C. Yogyakarta: Deepublish.