Masih banyak masyarakat saat ini yang belum memahami sepenuhnya bagaimana memilih minyak pelumas yang terbaik untuk sepeda motor matic, khususnya Yamaha Mio. Mereka hanya memilih minyak pelumas berdasarkan rekomendasi dari pabrikan sepeda motor atau dengan melihat merk yang terkenal saja dan tidak memahami bagaimana karakteristik dan jenis dari pelumas tersebut. Dampak salah memilih oli mesin dapat mengalami penurunan performa mesin sepeda motor. Untuk itu, diperlukan diperlukan pengetahuan mengenai kriteria yang menjadi prioritas pertimbangan dalam pemillihan oli mesin serta memudahkan proses pemilihan agar tidak membutuhkan waktu yang panjang dalam pemilihan. Dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, kuesioner serta studi pustaka maka dapat membantu dalam pemilihan oli mesin yang sesuai dengan jenis kendaraan matic khususnya Yamaha Mio.
Hasil dari penelitian ini, Vrooam Scooter menduduki prioritas pertama dengan bobot 1,665 diikuti oleh Repsol Matic prioritas ke-2 dengan bobot 1,278 dan Yamalube Matic pada prioritas ke-3 dengan bobot 1,506. Oli Mesin Yamaha Mio yang banyak dipilih oleh pelanggan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Bengkel Blessing Motorsport Tangerang adalah Vrooam Scooter.
Aisyah, S., & Putra, H. C. (2019). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Oli Sepeda Motor Matic Terbaik Menerapkan Metode Preference Selection Index, 238–248.
Manila, B. C. A., Sutrisno, A., & Neyland, J. S. . (2014). Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Identifikasi Preferensi Konsumen Pada Pemilihan Minyak Pelumas Sepeda Motor Tipe 4-Tak. Jurnal Online Poros Teknik Mesin, 3 No. 1, 24–36.
Marsela, S., Fridayanthie, E. W., Safitri, M., & Faridi. (2019). Laporan Penelitian Dosen Yayasan.
Rianto, B., & Halen, R. val. (2016). Penerapan Metode AHP Untuk Pemilihan Kendaraan Sepeda Motor Matic Studi Kasus Dialer Honda Peranap. Riau Journal Of Computer Science, 2(1), 13–22.
Setiawan, S. (2016). Metode Analytical Hierarchy Process Pada Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Program Jaminan Sosial, 1(1), 32–41.